Jumat, 12 Juli 2013

kebisuan

waktu itu hidupku terlalu hampa. dimana aku harus dipaksa untuk menerima kodratku sebagai anak tunggal yang harus menerima keinginan orang tuaku untuk tidak jauh dari mereka dan melepaskan mimpi-mimpiku demi dua orang yang sangat ku cintai ini. kehampaan itu terasa sangat menyakitkan ketika aku diperhadapkan oleh kenyataan bahwa aku harus berpisah dengan teman-teman yang sangat ku cintai, bahkan seperti saudara. terrnyata Tuhan belum puas memberikanku ujian, seakan Tuhan belum yakin dengan keteguhan hatiku pada-Nya. Nenekku, perempuan tangguh yang menjadi perempuan yang paling ku cintai, bahkan mungkin seperti Ibuku sendiri, diambil oleh-Nya. Rasa sakit yang mendalam itu hampir membuatku tak mampu berdiri dengan kedua kakiku sendiri. hingga tanpa ku sadari kau datang menghapuskan segala luka, membalut segala duka dengan tawa keceriaan. tanpa ku sadari, seiring berjalannya waktu, tawa keceriaan yang kau berikan juga dapat membuka pintu hatiku, bahkan hingga pintu terdalam. tanpa ku sadari, kau telah berada di tempat yang paling special di hatiku. hingga tiba pada akhirnya, dimana ada pertemuan maka pasti ada perpisahan. ternyata tawa bahagia yang kau berikan sepanjang pertemuan kita, pada akhirnya tergantikan dengan derai air mata saat kau melangkah pergi meninggalkanku disaksikan oleh bisunya malam. rasa sakit yang tak tertahankan kembali melanda diriku. dan semuanya terjadi kembali diluar keinginanku, seseorang yang dulu hadir, dan ki kira sebagai pencerahan hati dari Tuhan, ternyata tidak lebi dari sebuah ujian berat lagi dari-Nya. ujian menahan rasa rindu yang dibatasi dan dihalangi oleh lautan yang luas, dan aku harus menanggungnya seorang diri. hanya ditemani langit kelam yang menertawai kebodohanku dari atas sana. ternyata aku telah terperangkap dalam hutan keperihan perasaanku sendiri, tanpa bisa menemukan jalan keluar. menderita seorang diri, dan hanya bisa berharap semoga langit malam dapat menyampaikan rasa sayang dan rinduku padamu, walau aku tahu pekatnya langit malam itu bisu, seperti hatiku yang sudah dibisukan oleh rasa rindu untukmu.

Rabu, 10 Juli 2013

kau takkan kumiliki - unknown

ada yang tak bisa kubaca dari gerak bibirmu
ada yang tak bisa kuraba dalam hangat pelukmu
tapi pandangan matamu
masih seperti yang kulihat setahun yang lalu

pandanga mata yang dulu pernah menjerumuskanku
dalam dimensi cinta tak terbatas ruang dan waktu
seperti menggapai-gapai dasar
yang tk juga tersentuh

dan masih kuingat
betapa aku tersiksa
saat kusadari
kau takkan kumiliki

cinta di matamu - unknown

entahlah..
berapa kali harus kuyakinkan dirimu
bahwa rindu yang mengalir dalam darahku adalah rindumu

mungkinkah kau dengar
cerita tak tergelar lewat bisunya malam
itu cerita cinta terntang kau dan aku

kau tau purnama ini begitu indah
walau tak seindah senyumanmu
yang terakhir kali masih kuingat

ah..
bila saja mungkin
ingin kulihat cinta dimatamu
sekali lagi..

Aku, Kamu, Kita - unknown

aku tak tahu apakah aku harus senang atau sedih
tertawa atau menangis
karena aku tak tahu apa yang kurasa sekarang
dimana sekarang aku ada?
aku hanya ingin kau ada disini namun aku tak tahu
apakah itu kamu?
kamu, atau itu hanya bayanganku?
apakah itu ku, kamu, atau semua


aku benar-benar tak tahu
dan apakah aku salah bila aku berikan ruang-ruangku untukmu?
apakah aku salah harapkanmu lebih dari suatu?
lebih dari aku dan semua perjalanan itu?
apakah aku benar-benar salah karena ku sayang pdamu?
hanya kau atau aku
mungkin juga tak seharusnya kita bertemu
dan aku tautkan hatiku untukmu
namun, entahlah aku juga tak mengerti


mungkin hidup ini pertemukan kita tuk sebuah alasan
pertemuan kita, karena ini bukanlah kebetulan
kadang kupikir untuk apa?
untuk aku?
untuk kamu?
atau untuk kita?
tapi untuk apapun itu tak akan aku dustai
ada untukmu selalu
dan aku tak perlu alasan tak ada pembenaran
itu sudah cukup bagiku

salam rindu

Berminggu-minggu terlalu istimewa untuk dilewatkan, namun terlalu menyakitkan untuk ku kenang seorang diri. awal pertemanan yang terasa begitu special bagiku, ternyata membuat saya jatuh terlalu akit pada akhirnya. tawa yang selalu mewarnai pertemuan kita ternyata tergantikan oleh air mata saat perpisahan kita. rasa senang setiap kali akan bertemu denganmu tergantikan denga rasa rindu yang menyakitkan setiap mengingatmu. sampai kapan aku harus menderita dengan terperangkap pada rasa rindu ini seorang diri? tanpa bisa membebaskan diri, selalu terpuruk dalam perasaan yang aku sendiri tidak dapat mencegahnya. perasaan yang terlalu naif untuk diakui namun terlalu suci untuk diingkari. perasaan yang mungkin menyiksaku namun mengiburmu. perasaan yang melukaiku namun membuatmu berbunga-bunga. perasaan yang menguras air mataku namun membuatmu tertawa terbahak-bahak. terlalu bodohkah aku sehingga tidak dapat melihat dengan jelas bahwa kenangan-kenangan yang singkat namun sangan berarti bagiku ternyata tak berarti apa-apa bagimu? ternyata memang hanya salam rindu yang akan setia menemaniku pada akhirnya.